![]() |
Camat Ladongi, Saeho saat di komfirmasi di lokasi penebangan pohon tepatnya di lapangan sepak bola Atula usai memimpin gotong royong (Img : Situssultra.com) |
KOLTIM,SITUSSULTRA.com-Pemerintah Kecamatan Ladongi Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak minggu lalu, telah melakukan penebangan dan pemangkasan sejumlah pohon yang rindang di Lapangan Sepakbola Atula melalui gotong royong.
Sejumlah pohon kayu yang ditebang diantaranya, pohon yang terletak di sebelah jalan poros depan rumah jabatan (Rujab) camat, depan Gor dan depan Kantor Camat Ladongi. Rata-rata jenis pohon kayu yang ditebang adalah Trambesi dan Mahoni.
Camat Ladongi, Saeho mengatakan, penebangan pohon dilakukan secara gotong royong dengan melibatkan TNI Polri, kepala desa dan masyarakat adalah untuk mengantisipasi pohon yang rindang tumbang saat angin kencang yang disertai hujan.
"Kemudian saya lihat sejumlah pohon yang tumbuh sudah terlalu membahayakan karena sudah terlalu besar, mana sudah tinggi kemudian yang paling mendasar lagi akar-akar dari pohon kayu Trambesi ini sudah melebihi daripada rantingnya,"ungkap camat saat di komfirmasi usai memimpin kerja bakti baru-baru ini.
Ia menyebutkan, sejumlah Kayu yang tumbuh di tepi lapangan ternyata akarnya sudah melebar dan bahkan muncul di tengah lapangan sepak bola.
"Pada saat kami menurunkan timbunan kami mendapatkan beberapa akar kayu dari trambesi itu,"sebutnya.
Menurutnya, penebangan pohon dilakukan utamanya karena kondisi pohon sudah rindang sehingga hal tersebut bisa menjadi penyebab pohon rawan tumbang dan menghalu tampak depan kantor camat. Selain itu keadaan lapangan terlihat sangat kumuh. Sehingga itulah yang mendorong motivasinya untuk melakukan pembersihan melalui penebangan dan pemangkasan melalui kerja bakti.
"Iya ini juga kita lihat karena bangunan yang kita lihat megah ini sudah tidak nampak dari jalan, sehingga jangankan ini bangunan baru gor, kantor camat saja terkadang masyarakat disini bertanya, sudah inikah kantor camat padahal ini rujab. Olehnya itu saya berupaya menebang pohon-pohon disini supaya nampak gedung gor dan kantor,"jelasnya.
Adapun biaya untuk pembelian bahan bakar mesin penebang dan biaya makan pekerja kata dia, terpaksa menggunakan dana pribadi karena tidak adanya anggaran untuk kegiatan tersebut.
"Ini murni dari swadaya dan itu juga tidak ada dari masyarakat, saya hanya minta tenaganya makan minumnya, rokok dan yang lainnya termasuk senso itu dari pribadi saya,"katanya.
Ia juga mengatakan, bahwa yang lebih membuatnya termotivasi melakukan pembersihan dan penebangan karena pihaknya senang melihat masyarakat kalau ada yang berkunjung dan menjadikan tempat ini sebagai tempat wisata atau tempat represing.
"Saya juga senang melihat anak-anak muda kalau ada yang berkunjung ditempat para pedagang makanan dan minuman disini, seperti penjual es dan lainnya, itulah yang memotivasi saya sehingga saya berupaya menebang pohon ini agar tertata rapi,"katanya.
Kata camat, sebenarnya penebangan pohon sudah lama akan dilakukannya namun karena belum ada ijin dari pemda pada waktu itu.
"Nanti sekarang setelah bupati baru, baru bisa setelah saya ijin lalu saya rundingkan sama warga kepala desa dan tokoh-tokoh yang ada di Ladongi dan sampai hari ini sudah menjelang dua minggu kita kerja bakti,"terangnya.
Untuk itu, Ia mengharapkan, agar ada anggaran khusus untuk antisipasi berhubung karena lokasi lapangan juga mudah tergenang air saat hujan terutama bagian tepi gawang.
"Karena ini kami sudah hitung timbunan yang akan dibutuhkan dilapangan kurang lebih 560 ret ,"harapnya.
Penulis : Darson