Iklan

#

Mengerikan ! Dinding Retak-retak, Rumah Kadikbud Konawe Terancam Roboh

Publisher Admin-Situs Sultra
January 28, 2022
Last Updated 2022-01-28T11:46:52Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
masukkan script iklan disini

Dinding atau tembok rumah pribadi Kadikbud Konawe, Dr. Suryadi yang terletak pada bagian samping Dapur terlihat retak dan terancam roboh foto di rekam Situssultra.com beberapa waktu lalu  (Img : Situs Sultra)

KONAWE,SITUSSULTRA.com–
Mengerikan, gedung  rumah pribadi  (Rumdi) Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Konawe, Dr Suryadi sepertinya sudah terancam roboh dan membahayakan keselamatan jiwa.


Pasalnya, bangunan yang megah dan tergolong berukuran besar itu dindingnya mulai retak-retak sejak 2013 silam,  kini kondisi keretakannya terlihat makin parah,  bahkan hingga permukaan lantai.


Rumah tersebut  terletak di jalan utama penghubung kota Unaaha dan ibu kota  Kendari tepatnya di Kelurahan Sampara Kecamatan Sampara Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara (Sultra).




Dari pengamatan Situs Sultra, terlihat kondisi dinding bangunan pada bagian belakang keretakannya sudah   terancam roboh. Retaknya dinding diduga akibat pergerakan tanah berhubung posisi rumah berada pada tepi sungai Sampara.


Ngerinya, karena  penghuni rumah  masih tetap bertahan tinggal di dalam dan beraktivitas seperti biasanya.


Terkait hal tersebut, pemilik rumah yang merupakan Kadikbud Konawe, Suryadi  saat  dikomfirmasi Situssultra.com, mengatakan, bahwa  yang membuat  dirinya bersama keluarganya masih bertahan tinggal,  kendati kondisi bangunan gedung  rumahnya  sudah terlihat  membahayakan karena adanya beberapa alasan.


 Menurutnya karena  tak ada pilihan lain selain  rumah tersebut ditempati orang tuanya, juga ukurannya mampu menampung jumlah keluarganya, selain itu karena letaknya memudahkan dirinya menuju ketempat kerja.

Bagian lantai gedung rumah Kadikbud Konawe yang retak


"Apa boleh buat karena pertama disini ada orang tua kemudian akses tempat kerja disini saya anggap bagus ,"kata Dr. Suryadi kepada Situs Sultra saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.


Ia mengungkapkan, bahwa untuk sementara waktu pihaknya masih menempati rumah tersebut  sebab dirinya menilai kondisi gedungnya masih bisa bertahan sampai  2 tahun.


"Saya yakin untuk satu  sampai dua tahun ini masih bagus,"ungkapnya.


Saat ditanya, apakah pihaknya tidak takut berada di dalam  ketika cuaca lagi ekstrem seperti angin yang disertai hujan deras?. Ia mengatakan  dirinya tetap  optimis jika gedung tersebut masih bisa bertahan.


"Jadi sampai saat ini kalau ada angin Alhamdulillah,  justru yang  saya kuatirkan  kalau hujan,  turun secara berturut-turut, maka  air akan  meluap di depan rumah  hingga masuk ke dalam,"ungkapnya.



"Dan ini sudah  langganan banjir  tiap tahun, pasti ini  rumah jadi langganan dan yang parahnya terjadi pada tahun 2013 dan 2019 lalu,"tambahnya menyebutkan.



Ia mengungkapkan, sampai saat ini  belum ada himbauan dari badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) baik dari tingkat kabupaten maupun provinsi untuk  melakukan relokasi.


"Kalau  itu sampai saat ini itu belum ada ini hanya upaya secara mandiri untuk  melakukan relokasi,"ungkapnya.



Untuk itu, dirinya  berharap agar  pemerintah, baik pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten bisa membangun Talud pada tebing sungai, sehingga sejumlah rumah yang berada di tepi sungai Sampara bisa aman dari terjangan banjir dan tanah bergerak.



"Karena sepanjang sungai yang ada di jalur kiri ini,  itu semua rumah terancam, sehingga kita berharap agar ada talud pada bibir sungai ini"harapnya.


Sembari menerangkan, bahwa jika dilihat  dari aspek keamanan secara fisik gedung kediamannya,  maka orang pasti beranggapan (gedung red) tidak  aman untuk di tempati tinggal.




"Tapi karena saya  berpikir ini rumah orang tua kemudian kami juga yakin rangka atas ini Alhamdulillah masih kuat  hanya  memang temboknya retak,"katanya.



Untuk itu, dengan kondisi rumah yang terlihat membahayakan keselamatan jiwa pihaknya meminta bantuan doa dari sesama  agar pihaknya  terhindar dari (musiba red). 


"Jangan sampai menimbulkan korban jiwa, karena kalau orang  melihat sepintas ini biar tidur mungkin tidak akan bisa karena takut dan ragu-ragu,"ujarnya.


Penulis : Darson

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl