Kepala bidang (Kabid) Kebudayaan dinas pariwisata dan kebudayaan kab. Koltim, AM. Syamsuddin (img : situssultra) KOLTIM,NEWSSITUSSULTR...
Kepala bidang (Kabid) Kebudayaan dinas pariwisata dan kebudayaan kab. Koltim, AM. Syamsuddin (img : situssultra) |
Mereka hidup rukun
saling bergandengan dan berbaur budaya, sebab tradisi dan budaya tersebut telah
diwariskan secara turun temurun sebagai
peninggalan yang harus dilestarikan. Beberapa
tradisi dan budaya yang dimaksud yakni, meliputi seni musik, tarian, permainan, busana,
kerajinan tangan dan kuliner.
Kepala bidang
pariwisata dan kebudayaan kabupaten Kolaka Timur (Koltim), AM. Syamsudin mengatakan,
keberagaman budaya di Kolaka Timur ini karena dihuni beberapa etnis yang telah
hidup rukun sejak beberapa puluh tahun silam, yakni, Tolaki sebagai pribumi ,
Bugis, Bali, Jawa dan beberapa suku lainnya.
“Dan untuk
menyatukannya dari seni budaya kita sudah mulai mendata melalui beberapa sanggar seni yang ada , seperti sanggar seni
etnis Bugis, Bali, Jawa dan
Tolaki ,”terang kabid saat ditemui belum lama ini.
Oleh karena itu
kata dia, untuk membaurkan beberapa
jenis budaya yang ada di Koltim maka jika ada pertunjukan budaya maka pihak dinas
pariwisata dan kebudayaan Kolaka Timur
melakukan kolaborasi budaya-budaya yang ada di Koltim.
“Kalau ada ivent-ivent
atau kegiatan-kegiatan, kita sering mengambil tema kolaborasi budaya dari beberapa etnis yang ada
di daerah Koltim,”sebutnya.
Dikatakan,
pelestarian beberapa budaya di Koltim
merupakan salah satu misi pemerintah Kolaka Timur yakni mewujudkan Kualitas persatuan dan kesatuan komunitas
masyarakat melalui revolusi mental, pelestarian seni dan budaya berlandaskan
nilai-nilai kearifan lokal daerah serta nilai-nilai keagamaan.
“Ini khan sesuai
dengan visi-misi beliau pak bupati untuk mewujudkan Koltim sebagai daerah
agrobisnis dan salah satunya adalah
pelestarian seni dan budaya,”terangnya.
Untuk itu agar
beberapa budaya yang ada di Koltim saling berbaur kata dia, maka ada cara yang
dilakukan agar mereka bisa lebih harmonis dalam berbudaya misalkan, kerajianan
dari bugis adalah tenun, saat
proses pembuatannya di berikan beberapa motif yang menggambarkan keberagaman
budaya yang ada di Koltim.
“Misalnya walaupun kerajinan tenun
tradisi orang Bugis tapi khan bisa
dipasangkan motif-motif dari suku-suku yang ada di Koltim , sehingga hal ini
bisa menggambarkan kerukunan berbudaya di Koltim lebih harmonis, jadi bisa
saja sistim pembuatan Sarung-sarung adat
di Koltim walaupun tenun adalah
tradisi Bugis tapi motifnya
Tolaki,”jelasnya.
Lebih lanjut Ia
mengungkapkan, bahwa tradisi yang biasa dilakukan suku Tolaki di Koltim adalah
mosehe atau tolak bala dan upacara syukuran pasca panen sehingga
Dinas pariwisata dan kebudayaan Koltim sangat mendukung keberlangsungan tradisi tersebut.
“Di koltim
sendiri kita punya budaya misalnya mosehe atau tolak bala itu juga sudah pernah dilaksanakan
di desa Lara dan beberapa tradisi lainnya,”ungkapnya.
Dijelaskan,
tentang cara agar beberapa jenis budaya
yang ada di Koltim menjadi bagian tradisi yang dapat mempererat keharmonisan
yakni, dengan melakukan pembinaan dari pihak dinas pariwisata dan kebudayaanya dengan cara mengkolaborasi beberapa
budaya.
“Misalnya kalau ada kegiatan acara pertunjukan budaya
maka tarian mondotambe dari suku
tolaki di kolaborasikan dengan tarian padupa dari Bugis begitupun tarian
lainnya,”jelasnya.
“Sebenarnya masih banyak budaya-budaya di Koltim
yang perlu kita gali kita angkat kepermukaan contohnya juga masuknya jubileum
di sultra khan dikecamatan mowewe karena ternyata pertamanya masuk nasrani di Sultra
di kecamatan Mowewe,”ungkapnya.
Ia menambahkan,
bahwa pemerintah daerah (Pemda) Kolaka
Timur melalui dinas pariwisata dan kebudayaan Kolaka Timur sangat
mendukung, pelestarian sejumlah budaya-budaya yang ada di Koltim.
“Dengan kerja
sama yang baik, cita-cita yang luhur maka
kita bisa lestarikan semua budaya-budaya yang ada di Koltim asalkan masyarakat mau mendukung dan mau dibina artinya kita selaku pemerintah cuman bisa menfasilitasi dan menggali terus beberapa
budaya yang belum dikenal,”imbaunya.
Untuk itu
pihaknya berharap agar masyarakat dapat berpartisipasi untuk ikut serta
melestarikan budaya-budaya yang ada di Kolaka Timur karena peran masyarakat
sangat dibutuhkan dalam mengembangkan beberapa jenis budaya di Koltim dengan
cara menjunjung persatuan dan menjaga toleransi antar umat beragama.
“Harapannya agar
masyarakat harus mencintai nilai budayanya masing-masing karna itu dari turun temurun leluhur kita sudah
punya adat istiadat,”pungkasnya.
Sekedar untuk
diketahui kerukunan dan keharmonisan suku di Kolaka Timur dapat dilihat jika
pada saat penyelenggaraan pernikahan yang diadakan etnis Tolaki, maka beberapa
suku lainnya yang ada di Kolaka Timur biasanya
ikut menikmati tarian Lulo secara bergandengan tangan, begitupun jika
ada acara pertunjukan yang diselenggarakan etnis Bali seperti,Tari-tarian Bali
dan tradisi lainnya maka sebahagian etnis Tolaki maupun etnis lainnya
menjadikan sebuah tontonan yang menarik dan dapat menghibur mereka secara
bersama-sama.
Penulis : Darson