Memelihara itik di area persawahan adalah salah satu cara untuk mengantisipasi kerugian akibat gagal panen (Img : corteva) KOLTIM,SITUSSU...
Memelihara itik di area persawahan adalah salah satu cara untuk mengantisipasi kerugian akibat gagal panen (Img : corteva) |
KOLTIM,SITUSSULTRA.com-Salah satu cara untuk mengantisipasi kerugian pada lahan persawahan akibat gagal panen karena pengaruh cuaca ekstrim seperti, banjir yakni, dengan cara penerapan teknologi melalui sistim pertanian terpadu yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan dan lainnya. Ini terkait dengan pertanian dalam satu lahan yang sama seperti, memelihara itik dalam area persawahan.
Cara ini dilakukan untuk mengantipasi gagal panen akibat cuaca ekstrim, seperti, Lanina atau Banjir. Hal ini diungkapkan Kadis Pertanian dan Peternakan (Kadisperpa) Kolaka Timur, Hamdi, SP usai menggelar rapat penyusunan programa penyuluhan pertanian tingkat kabupaten Kolaka Timur saat dikomfirmasi sejumlah Jurnalis Lokal Kotim di Baros Desa Tawainalu Kecamatan Tirawuta kabupaten Kolaka Timur Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (23/12/2021) kemarin.
Ia mengatakan, dengan adanya sistim pertanian terpadu diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas lahan yang gagal panen. Menurutnya, selain hemat energi, keunggulan lain dari pertanian terpadu dapat menanggulangi resiko kerugian.
"Untuk itu mudah-mudahan kemarin apa yang kita alami karena terjadi penurunan produksi karena persoalan cuaca buruk seperti, lanina hari ini kita bisa antisipasi,"harapnya.
Kadis juga mengungkapkan, jika pihaknya memiliki progres untuk disampaikan kepada para petani bahwa kalau berkaitan dengan hasil atau kekurangan yang tidak didapatkan pada saat panen akibat cuaca ekstrim maka pihaknya menghimbau agar bisa diterapkan melalui (teknologi red).
"Kenapa tidak kita pelihara itik supaya itik yang pungut kita punya buah-buah padi yang sudah tenggelam, karena itu tentu kita tidak bisa ambil dan dapatkan lagiv secara apapun, tetapi dengan cara kita pelihara itik, maka itiklah yang bisa mengambil atau memungut padi kita yang terbuang itu. Sehingga melalui itiknyalah kita akan ambil hasilnya,"jelasnya dengan nada mengajar.
Jadi kata Kadis, tinggal masyarakat petani membuat program melalui teknologi tepat guna, sehingga kerugian yang didapatkan secara sesat bisa dipungut kembali kembali melalui pemanfaatan teknologi.
"Ini salah satu progran kami mudah-mudahan di wilayah yang rawan banjir itu, kami sudah sampaikan tetap semangat untuk menanam padi yang penting tanan sesuai musimnya,"ajaknya
"Persoalan banjir atau pengaruh alam itu tidak ada masalah tinggal suruh saja petani pelihara itik lewat program pemerintah tinggal kita kasih pengadasn bibit itik,"imbaunya.
Penulis : Darson