Kepala Sekolah SDN 1 Lalowosula, Ramadhayanti, S.Pd KOLTIM,SITUSSULTRA.com- Terkait dengan tudingan yang menyebut Sekolah Dasar Negeri (SD...
Kepala Sekolah SDN 1 Lalowosula, Ramadhayanti, S.Pd |
KOLTIM,SITUSSULTRA.com-Terkait dengan tudingan yang menyebut Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Lalowosula tak transparansi terkait penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang ditulis disalah satu Media Online berdasarkan pernyataan dari Oknum Guru, kini Kepala Sekolah (Kepsek) SDN 1 Lalowosula, Ramadhayanti, S.Pd angkat bicara bahwa tudingan tersebut sangat tidak benar.
Kata Kepsek, dalam pemberitaan yang menyebut pencairan dana Bos tahap akhir 2022 yang berkisar Rp. 27. 000. 000 di sekolah yang diembannya digunakan hanya untuk biaya pembuatan sumur bor dan pembelian mesin air serta pembuatan jembatan Sekolah, sesungguhnya tidak seperti yang dimaksud dalam pemberitaan yang sumbernya dari salah satu oknum guru yang enggan disebutkan namanya dalam pemberitaan tersebut.
Hal tersebut, dijelaskan Kepsek saat dikonfirmasi terkait dengan Sekolah yang diembannya yang diduga tak transparan dalam pengelolaan dana bos, sebagaimana yang beredar pada pemberitaan tersebut Senin, (11/7/2923) kemarin
Kepsek menjelaskan, pernyataan oknum guru, yang ditulis dalam pemberitaan bahwa penggunaan Dana Bos di Sekolah yang belum lama diembannya tidak sering dirapatkan untuk perencanaan penggunaannya, sehingga terkesan ditutupi alias tidak transparan Ia menyatakan tudingan itu sangat tidak benar, justru pihaknya merasa difitnah dengan pernyataan itu sebab dirinya tidak pernah melakukan seperti yang dikatakan oknum Guru dalam berita tersebut.
"Kalau untuk yang terlihat di Sekolah memang seperti itu ditambah lagi dengan pembelian Buku-buku, tapi kalau proses yang tidak terlihat seperti ANBK pada bulan oktober 2022, karena saat itu ANBK kita masih numpang di Atula,"jelasnya.
"Jadi semua biaya anak-anak kita yang tanggung, kemudian dalam proses ATK kan semua itu harus kita bayar, terus gaji operator, gaji Bendahara, kemudian itu hari kita mengikuti pestival budaya di Loea ya itu juga kan kita bawah anak-anak menggunakan dana,"sambungnya menerangkan.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa perlu diketahui penggunaan Dana Bos ada yang namanya biaya tak terduga dan tidak terlihat dalam sekolah.
"Karena tidak semua juga dana bos digunakan kehal-hal yang kelihatan seperti itu, ada hal-hal yang tidak terduga dan kelihatan, seperti yang pernah kita lakukan pelatihan mengundang narasumber itu kan juga memerlukan biaya, termasuk rapat-rapat,"terangnya.
"Kemudian anak-anak ikut lomba osn, ksn, flsm bahkan kemarin sampai ketingkat Kabupaten ada yang juara itu kan semua tidak gratis kita harus tanggung semua itu, mulai dari transfor, makanannya dan bahkan bajunya,"tambahnya merincikan.
Terkait papan nama sekolah kata dia, dirinya mengakui bahwa memang pihaknya belum memasang karena adanya pertimbangan jika Sekolah tersebut tidak lama lagi akan di buatkan pagar dan sekaligus Papan nama Sekolah.
"Memang saya belum bikin alasannya karena kemarin pembuat pagar setelah melakukan pengukuran maka pagarnya akan dibuat sekalian dengan pembuatan papan namanya,"jelasnya.
"Jadi kalau saya buat jadinya mubasir saja mending uangnya dijadikan untuk kebutuhan pengelolaan lain pada sekolah,"paparnya.
Terkait dengan pernyataan oknum guru didalam pemberitaan bahwa pihak Sekolah tidak pernah mengadakan rapat terkait dengan rencana penggunaan Bos, kata dia itu lagi tidak benar bagaimana mungkin pihaknya sebagai pimpinan yang diamanahkan untuk bertanggung jawab pada sekolah yang hanya memiliki siswa 90 Ia mau bertindak tanpa melakukan rapat dengan para guru itu sangat tidak beralasan. Sehingga pihaknya menduga mungkin saja guru yang memberi penjelasan pada penulis berita adalah guru yang tidak hadir saat rapat.
"Setiap kita mau rapat saya sampaikan, baik secara langsung maupun lewat grup, hanya saja mungkin Guru yang tidak hadir saat itu,sehingga ada pernyataan seperti itu,"kata Kepsek.
"Kan apa yang kita rencanakan itu kita rapatkan ditahun pertama, jadi apa yang kita mau lakukan dalam satu tahun itu kita rapatkan jadi sebelumnya saya sudah tanyakan kepada teman-teman kebutuhan apa yang paling prioritas dibutuhkan sekolah, kebetulan kita inginkan ANBK ini tidak menumpang lagi makanya teman-teman minta Orbit atau pengadaan wifi untuk jaringan internet,"ujarnya.
"Dan disitu juga diberita dinyatakan bahwa saya menyembunyikan password itu juga tidak benar, karena password itu saya sudah tempel di dinding gedung ruang guru dan itu sebelum ada polemik ini,"sebutnya.
Lebih lanjut, Kepsek menjelaskan, bahwa semua apa yang dibeberkannya itu adalah bagian dari fitnah, termasuk pernyataan oknum yang menyebutkan pembagian alat ATK seperti Spidol, Kertas terkesan disembunyikan serta dugaan penyalahgunaan pencairan dana Bos tahap pertama 2023 dengan total Rp. 43. 000. 000 itu juga tidak benar.
"Kan yang cair totalnya 41 Juta dan telah digunakan sesuai dengan juknisnya,"sebetnya.
Menurutnya, harusnya jika yang berkomentar adalah oknum guru yang mengajar di Sekolah yang diembannya melaksanakan fungsinya sebagai ASN yang bertugas untuk mengajar jangan sampai sebaliknya jarang hadir namun hanya mau menyoroti dan menghitung-hitung penggunaan dana BOS di SDN 1 Lalowosula tanpa memperhatikan tugasnya sebagai tenaga Pendidik.
Kepsek juga menjelaskan terkait Meja Guru yang disebutkan mirip meja Murid.
"Kalau meja guru saya sudah tanya ke Pak Sartono Satpras, nanti kalau ada lagi karena waktu itu kita hanya dapat gedungnya saja tidak dengan Mobilernya, nanti kalau ada mobiler baru saya menghadap beliau, karena untuk mobiler tidak menggunakan dana bos,"terangnya.
Ia mengungkapkan jika sistim pengelolaan Dana Bos, sesungguhnya ada yang namanya Bendahara yang tau persis pemasukan dan pengeluaran.
Jadi oknum guru yang jadi narasumber dalam pemberitaan itu kata dia, harusnya fokus dengan fungsinya sebagai ASN yang ditugaskan mengajar, bukan malah kerjanya menghitung-hitung dana bos, untuk itu Ia berharap untuk oknum guru yang bercerita pada pemberitaan agar yang bersangkutan datang bertanya langsung mana yang sesungguhnya.
"Tolonglah datang bertanya, jangan membuat pernyataan diberita seolah-olah menyalahkan saya, karena itu yang terlihat disekolah yang lainnya misalkan kegiatan-kegiatan sekolah dia tidak tahu ya mungkin bisa saja karena dia jarang ke Sekolah,"bebernya.
"Sehingga yang dia bisa lihat dan tau, oh yang ada di sekolah mungkin hanya jembatan hanya ini, hanya itu karena mungkin saja tidak ikut seperti pelatihan kemarin di sekolah lain,"sesalnya.
"Apalagi Dana Bos saya menyerahkan kepada Bendahara namun perencanaannya tetap penanda tanganannya harus melalui saya sebagai penanggung jawab dalam sekolah ini,"ujarnya
Selain itu, Ia juga berharap agar oknum guru yang berbicara dalam pemberitaan yang menuding dirinya terkait pengelolaan Bos, harusnya datang langsung bertanya dulu, karena masih banyak penggunaan dana bos yang harus diketahuinya sebagaimana yang telah dijelaskannya melalui dana yang tidak terduga.
"Seperti kemarin belum lagi pembayaran bulanan orbit dan pulsa listrik,"ungkapnya.
Sementara itu, beberapa Guru yang mengajar di Sekolah tersebut mengaku jika Kepala SDN 1 Lalowosula yang merupakan pimpinan mereka adalah kepala sekolah yang baik dan taat serta disiplin dalam melaksanakan tugasnya sebagai Aparatur Sipil Negara.
Sehingga dirinya merasa heran jika pernyataan yang menyebut pimpinan mereka tidak pernah melakukan rapat terkait dengan perencanaan penggunaan dana bos karena setiap rapat apa saja yang akan dilakukan selalu diumumkan baik secara langsung maupun melalui grup whatsApp mereka.
"Iya bagaimana mungkin sebelum dan setiap dana Bos akan keluar kita diarahkan rapat terus bahkan ada dokumentasinya,"ujar salah seorang ibu guru yang disusul di iyakan seorang bapak yang profesinya sebagai Guru pengajar di Sekolah tersebut saat berada diruang Kantor.
Saat dimintai tanggapannya terkait dengan adanya pernyataan oknum guru dalam berita yang menuding Kepala Sekolah tidak transparan dan tak pernah melakukan rapat, maka pihaknya merasa kesal dengan pernyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
"Kami kecewa dengan pernyataan itu karena Bu KS sudah bekerja dengan semaksimal mungkin tapi kok malah kenyataannya kayak berbanding terbalik, kemudian kalau mau dituduh begitu kan juga banyak guru saksi disini tidak semudah itu dia mau semena melakukan,"kesalnya.
Untuk itu, dirinya berharap agar tudingan atau pernyataan yang menyudutkan Pimpinan mereka tak terulang lagi karena dengan adanya pernyataan oknum guru yang belum mereka ketahui persis siapa diantara dari mereka yang berbicara melalui pemberitaan tersebut tidak terulang lagi karena imbasnya konsentrasi mereka dalam melaksanakan tugas untuk membimbing dan mendidik murid-murid sebagai generasi anak bangsa di sekolah tersebut bisa saja terganggu.
"Semoga hal seperti ini tidak terulangi lagi,"harapnya dengan tegas
Dan hingga dionlinekannya pemberitaan ini belum ada Guru yang berhasil dikonfirmasi mengaku dirinya yang mengeluarkan pernyataan terkait dengan pernyataan tudingan tersebut karena belum ada yang mengetahui persis siapa oknum guru tersebut yang berkomentar.
Penulis : Darson